Makalah
PENGARUH
SUHU TERHADAP KEHIDUPAN IKAN
Disusun
oleh :
TUTI
HAZRINA
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2014
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah
yang berjudul “Pengaruh Suhu Terhadap
Kehidupan Ikan”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang
diberikan dalam mata kuliah Oseanografi Perikanan.
Dalam
Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat
kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam
penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah
ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Makassar, Desember 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan
Masalah
C. Tujuan
BAB II Pembahasan
•
Definisi Suhu
•
Faktor-faktor yang mempengaruhi Suhu
•
Pengaruh Suhu Terhadap Ikan
BAB III Penutup
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
•
Latar
Belakang
Untuk hidup dengan baik, semua makhluk hidup membutuhkan
lingkungan hidup yang memadai dan memiliki syarat tertentu. Bagi manusia dan
makhluk hidup lainnya ada berbagai macam faktor lingkungan yang dimiliki untuk
mencapai suatu kondisi lingkungan yang ida]eal bagi pertumbuhan dan perkembangan
individu. salah satu faktor lngkiungan yang akan kami bahas disini adalah suhu.
Suhu adalah salah satu faktor lingkungan yang sangat berpengaruh karena ia
berasal dari matahari sumber energi terbesar bumi.
Suhu pada ekosistem perairan berfluktuasi baik harian maupun
tahunan, terutama mengikuti pola temperatur udara lingkungan sekitarnya,
intensitas cahaya matahari, letak geografis, penaungan dan kondisi internal
perairan itu sendiri seperti kekeruhan, kedalaman, kecepatan arus dan timbunan
bahan organik di dasar perairan. Suhu memiliki peran yang sangat penting
terhadap kehidupan di dalam air. Kelarutan berbagai jenis gas di dalam air
serta semua aktivitas biologis di dalam perairan sangat dipengaruhi oleh suhu.
Sebagaimana diketahui bahwa meningkatnya suhu sebesar 10°C akan meningkatkan
laju metabolisme sebesar 2 – 3 kali lipat. Meningkatnya laju metabolisme akan
menyebabkan kebutuhan oksigen meningkat, sementara dilain pihak naiknya
temperatur akan menyebabkan kelarutan oksigen dalam air menurun. Fenomena ini
akan menyebabkan organisme air mengalami kesulitan untuk respirasi.
Pada ekosistem perairan daerah tropis suhu cenderung konstan
sepanjang tahun, berbeda dengan ekosistem perairan di daerah subtropis. Hal ini
berhubungan dengan musim. Di daerah tropis tidak mengenal musim dingin sehingga
tidak ada kondisi dimana lingkungan berada pada suhu yang ekstrim rendah.
Seperti pengamatan yang dilakukan di sungai Donan dan Sapuregel Cilacap,
terlihat tidak terjadi perubahan suhu yang drastis sepanjang tahun. Suhu
perairan berkisar antara 29– 32° C ( Satino, 2001).
Salah satu segi terpenting pada makhluk hidup adalah
kemampuannya berkembangbiak (reproduksi). Reproduksi pada makhluk hidup
merupakan suatu proses alam dalam usaha mempertahankan keturunan dan keberadaan
jenisnya di alam. Ada dua cara berbeda pada makhluk hidup dalam membentuk
keturunan, yaitu reproduksi secara seksual dan secara aseksual. Reproduksi
seksual terjadi karena bertemunya gamet jantan (sperma) dengan gamet betina
(sel telur) dalam suatu proses pembuahan (fertilisasi), sedangkan pada
reproduksi aseksual, keturunan yang terbentuk tanpa melalui proses pembuahan
(Kimball 1994).
•
Rumusan
Masalah
Rumusan masalah yang dapat diambil dari latar belakang
adalah sebagai berikut:
•
Apakah definisi dari Suhu?
•
Apakah faktor yang mempengaruhi suhu?
•
Apakah pengaruh suhu bagi kehidupan ikan?
•
Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
•
Untuk menjelaskan definisi suhu.
•
Untuk menjelaskan faktor yang mempengaruhi suhu.
•
Untuk menjelaskan pengaruh suhu bagi kehidupan ikan.
Bab 2
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Suhu
Menurut
Sverdrup et al., (1942) dikutip oleh
Inrawatit,(2000) suhu merupakan parameter yang penting dalam lingkungan laut
dan berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap kehidupan di
laut. Pengaruh suhu secara langsung terhadap kehidupan di laut adalah dalam hal
laju fotosintesa tumbuh-tumbuhan dan proses fisiologi hewan, khususnya
aktivitas metabolisme dan siklus reproduksi. Secara tidak langsung suhu
berpengaruh terhadap daya larut oksigen yang digunakan untuk respirasi biota
laut. Daya larut oksigen berkurang, jika suhu naik, dan sebaliknya kandungan
kabondioksida bertambah.
Sedangkan
menurut Nybakken (1988), sebagian besar biota laut bersifat poikilometrik (suhu
tubuh dipengaruhilingkungan) sehingga suhu merupakan salah satu faktor yang
sangat penting dalam mengatur proses kehidupan dan penyebaran organisme. Sesuai
apa yg dikatakan Nybakken pada tahun 1988 bahwa Sebagian besar organisme laut bersifat
poikilotermik (suhu tubuh sangat dipengaruhi suhu massa air sekitarnya), oleh
karenanya pola penyebaran organisme laut sangat mengikuti perbedaan suhu laut
secara geografik. Berdasarkan penyebaran suhu permukaan laut dan penyebaran
organisme secara keseluruhan maka dapat dibedakan menjadi 4 zona biogeografik
utama yaitu: kutub,tropic,beriklim
sedang panas,beriklim sedang dingin.
Dapat
disimpulkan bahwa suhu merupakan parameter kualitas air yang sangat menentukan
kelangsungan hidup biota di dalamnya. Baik itu dalam proses pertumbuhannya
maupun dalam proses reproduksi unutk memperbesar jumlah populasi. Maka dari itu
apabila seorang pengusaha budidaya akan membuat suatu tambak, salah satu aspek
yang penting untuk dilakukan adalah mengontrol besarnya suhu pada tambak yang
akan dibuat untuk bisnis perikanan budidaya agar sesuai dengan toleransi suhu
biota air yang akan dibudidayakan.
2.2
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Suhu
Faktor yang mempengaruhi suhu di
perairan adalah:
Faktor-faktor yang mempengaruhi
tinggi rendahnya suhu udara suatu daerah adalah:
1. Lama penyinaran matahari.
2. Sudut datang sinar matahari.
3. Relief permukaan bumi.
4. Banyak sedikitnya awan.
5. Perbedaan letak lintang.
Suhu udara
yang diukur dengan thermometer merupakan unsur iklim yang sangat penting. Suhu
adalah unsur iklim yang sulit didefinisikan. Bahkan para ahli meteorologipun
mempertanyakan apa yang dimaksud dengan suhu udara karena unsure iklim ini
berubah sesuai dengan tempat. Tempat yang terbuka suhunya akan berbeda dengan
tempat yang bergedung, demikian pula suhu di ladang berumput berbeda dengan
ladang yang dibajak, atau jalan yang beraspal dan sebagainya. Pengukuran suhu
udara hanya memperoleh satu nilai yang menyatakan nilai rata-rata suhu
atmosfer. Secara fisis suhu dapat didefinisikan sebagai tingkat gerakan molekul
benda, makin cepat gerakan molekul, makin tinggi suhunya. Suhu dapat juga
didefinisikan sebagai tingkat panas suatu benda. Panas bergerak dari sebuah
benda yang mempunyai suhu tinggi ke benda dengan suhu rendah.
Matahari
merupakan sumber panas. Pemanasan udara dapat terjadi melalui dua proses
pemanasan, yaitu pemanasan langsung dan pemanasan tidak langsung.
a. Pemanasan secara langsung
Pemanasan
secara langsung dapat terjadi melalui beberapa proses sebagai berikut:
1) Proses absorbsi
adalah
penyerapan unsur-unsur radiasi matahari, misalnya sinar gama, sinar-X, dan
ultra-violet. Unsur unsur yang menyerap radiasi matahari tersebut adalah
oksigen, nitrogen, ozon, hidrogen, dan debu.
2) Proses refleksi
Adalah
pemanasan matahari terhadap udara tetapi dipantulkan kembali ke angkasa oleh
butir-butir air (H2O), awan, dan partikel-partikel lain di atmosfer.
3) Proses difusi
Sinar
matahari mengalami difusi berupa sinar gelombang pendek biru dan lembayung
berhamburan ke segala arah. Proses ini menyebabkan langit berwarna biru.
b. Pemanasan tidak langsung
Pemanasan
tidak langsung dapat terjadi dengan cara-cara berikut:
1) Konduksi adalah pemberian panas oleh matahari pada lapisan
udara bagian bawah kemudian lapisan udara tersebut memberikan panas pada
lapisan udara di atasnya.
2)
Konveksi adalah pemberian panas oleh gerak udara vertikal ke atas.
3) Adveksi
adalah pemberian panas oleh gerak udara yang horizontal (mendatar).
4) Turbulensi adalah pemberian panas oleh gerak udara yang
tidak teratur dan berputar-putar ke atas tetapi ada sebagian panas yang
dipantulkan kembali ke atmosfer.
Berdasarkan
adanya perbedaan suhu yang terdapat pada setiap kedalaman air, Effendi (2003)
membedakan suatu perairan danau secara vertikal menjadi 3 (tiga) stratifikasi, yaitu :
1. Epilimnion / Mixed layer
merupakan lapisan bagian atas dari perairan laut. Lapisan ini merupakan bagian yang hangat dari kolom air
dengan keadaan suhu yang relatif konstan (perubahan suhu secara vertikal sangat
kecil). Seluruh massa air pada lapisan ini dapat bercampur dengan baik akibat
dari pengaruh angin dan gelombang.
2. Metalimnion atau yang sering
disebut Termoclin. Lapisan ini berada disebelah bawah lapisan epilimnion. Pada
lapisan ini perubahan suhu secara
vertikal relatif besar, dimana setiap penambahan kedalaman 1 meter, terjadi
penurunan suhu air sekitar 10C.
3. Hipolimnion / Deep layer adalah
lapisan paling dalam dari perairan laut, yang terletak di sebelah bawah lapisan
termoklin. Lapisan ini mempunyai suhu yang lebih dingin dan perbedaan suhu
vertikal relatif kecil, massa airnya stagnan, tidak mengalami percampuran dan
memiliki kekentalan air (densitas) lebih besar.
Suatu
perairan danau dapat juga dibedakan berdasarkan kedalaman penetrasi cahaya
matahari kedalam badan air menjadi beberapa zona. Dalam hal ini, Odum (1996)
membedakan suatu perairan danau menjadi 3 (tiga) zona, yaitu :
•
Zona litoral adalah daerah perairan dangkal, dimana
penetrasi cahaya dapat mencapai hingga ke dasar perairan. Organisme utama yang
hidup pada zona ini terdiri dari produser yang meliputi tanaman berakar
(anggota spermatophyta) dan tanaman yang tidak berakar (fitoplankton,
ganggang), sedangkan konsumernya meliputi beberapa larva serangga air,
rotifera, moluska, ikan, penyu, zooplankton dan lain sebagainya.
•
Zona limnetik adalah daerah perairan terbuka sampai pada
kedalaman penetrasi cahaya yang efektif, sehingga daerah ini efektif untuk
proses fotosintesis. Organisme utama yang hidup pada zona ini terdiri dari
produser yang meliputi fitoplankton dan tumbuhan air yang terapung-apung bebas,
sedangkan organisme konsumernya meliputi zooplankton dari copepoda, rotifera
dan beberapa jenis ikan.
•
Zona profundal adalah daerah dasar dari perairan laut yang
dalam, dimana pada daerah ini tidak dapat lagi dicapai oleh penetrasi cahaya
efektif. Sebagai organisme utama yang hidup pada zona ini adalah konsumer yang
meliputi jenis cacing darah dan kerang-kerang kecil.
2.3
Pengaruh Suhu Terhadap Kehidupan Ikan
Menurut
Laevastu dan Hela (1970), pengaruh suhu terhadap ikan adalah dalam proses
metabolisme, seperti pertumbuhan dan pengambilan makanan, aktivitas tubuh,
seperti kecepatan renang, serta dalam rangsangan syaraf. Pengaruh suhu air pada
tingkah laku ikan paling jelas terlihat selama pemijahan. Suhu air laut dapat
mempercepat atau memperlambat mulainya pemijahan pada beberapa jenis ikan. Suhu
air dan arus selama dan setelah pemijahan adalah faktor-faktor yang paling
penting yang menentukan “kekuatan keturunan” dan daya tahan larva pada
spesies-spesies ikan yang paling penting secara komersil. Suhu ekstrim pada
daerah pemijahan (spawning ground) selama musim pemijahan dapat memaksa ikan
untuk memijah di daerah lain daripada di daerah tersebut.
Suhu berpengaruh terhadap kelangsungan hidup ikan, mulai
dari telur, benih sampai ukuran dewasa. Suhu air akan berpengaruh terhadap proses
penetasan telur dan perkembangan telur.
Suhu yang tinggi selama itu masih barada di kondisi optimum akan
mempercepat penetasan telur. Suhu air yang terlalu rendah (dingin)
mengakibatkan proses penetesan pada telur ikan akan menjadi lambat, untuk mempertahankan
suhu supaya optimal maka pada budidaya pembenihan secara intensif sering
menggunakan alat pemanas air (heater) yang biasa digunakan di akuarium atau di
bak fiber. suhu air yang diperlukan untuk proses penetasan telur ikan berkisar
antara
25 - 30 derajat celcius.
25 - 30 derajat celcius.
Rentang
toleransi serta suhu optimum tempat pemeliharaan ikan berbeda untuk setiap
jenis/spesies ikan, hingga stadia pertumbuhan yang berbeda. Suhu memberikan
dampak sebagai berikut terhadap ikan :
• Suhu
dapat mempengaruhi aktivitas makan ikan peningkatan suhu
• Peningkatan
aktivitas metabolisme ikan
• Penurunan
gas (oksigen) terlarut
• Efek
pada proses reproduksi ikan
• Suhu
ekstrim bisa menyebabkan kematian ikan.
Faktor
penting yang mempengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan selain pakan
adalah kualitas air terutama suhu. Karena suhu dapat mempengaruhi pertumbuhan
dan nafsu makan ikan. Suhu dapat mempengaruhi aktivitas penting ikan seperti
pernapasan, pertumbuhan dan reproduksi. Suhu yang tinggi dapat mengurangi
oksigen terlarut dan mempengaruhi selera makan ikan.
Suhu air
normal adalah suhu air yang memungkinkan makhluk hidup dapat melakukan
metabolisme dan berkembangbiak dengan baik. Suhu merupakan faktor fisik yang
sangat penting di air, karena bersama-sama dengan zat/unsur yang terkandung
didalamnya akan menentukan massa jenis air, dan bersama-sama dengan tekanan
dapat digunakan untuk menentukan densitas air. Selanjutnya, densitas air dapat
digunakan untuk menentukan kejenuhan air. Suhu air sangat bergantung pada tempat
dimana air tersebut berada. Kenaikan suhu air di badan air penerima, saluran
air, sungai, danau dan lain sebagainya akan menimbulkan akibat sebagai berikut:
1) Jumlah
oksigen terlarut di dalam air menurun;
2)
Kecepatan reaksi kimia meningkat;
3) Kehidupan ikan dan hewan air lainnya terganggu. Jika
batas suhu yang mematikan terlampaui, maka akan menyebabkan ikan dan hewan air
lainnya mati.
Suhu dapat
mempengaruhi fotosintesa di laut baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pengaruh secara langsung yakni suhu berperan untuk mengontrol reaksi kimia
enzimatik dalam proses fotosintesa. Tinggi suhu dapat menaikkan laju maksimum
fotosintesa, sedangkan pengaruh secara tidak langsung yakni dalam merubah
struktur hidrologi kolom perairan yang dapat mempengaruhi distribusi
fitoplankton.
Pengaruh
langsung suhu terhadap ikan antara lain:
•
Aktivitas syaraf
•
Aktivitas anggota
tubuh
•
Aktivitas metabolisme
Sedangkan
pengaruh tidak langsung suhu terhadap ikan antara lain:
•
Lingkungan
•
Makanan
•
Toksisitas racun
Pengaruh
suhu secara tidak langsung dapat menentukan stratifikasi massa air,
stratifikasi suhu di suatu perairan ditentukan oleh keadaan cuaca dan sifat
setiap perairan seperti pergantian pemanasan dan pengadukan, pemasukan atau
pengeluaran air, bentuk dan ukuran suatu perairan. Suhu air yang layak untuk
budidaya ikan laut adalah 27–32 oC. Kenaikan suhu perairan juga menurunkan
kelarutan oksigen dalam air, memberikan pengaruh langsung terhadap aktivitas
ikan disamping akan menaikkan daya racun suatu polutan terhadap organisme
perairan (Brown dan Gratzek, 1980).
Selanjutnya
Kinne (1972) menyatakan bahwa suhu air berkisar antara 35 – 40°C merupakan suhu
kritis bagi kehidupan organisme yang dapat menyebabkan kematian. Perbedaan suhu
air media dengan tubuh ikan akan menimbulkan gangguan metabolisme. Kondisi ini
dapat mengakibatkan sebagian besar energy yang tersimpan dalam tubuh ikan
digunakan untuk penyesuian diri terhadap lingkungan yang kurang mendukung
tersebut, sehingga dapat merusak sistem metabolisme atau pertukaran zat. Hal
ini dapat mengganggu pertumbuhan ikan karena gangguan sistem percernaan. Suhu
air mempunyai pengaruh besar terhadap pertukaran zat atau metabolisme mahkluk
hidup di perairan. Oleh karena itu peningkatan suhu lebih tinggi dapat menghambat
pertumbuhan dan menyebabkan tingginya mortalitas ikan (Asmawi, 1983).
Pengaruh
suhu terhadap pertumbuhan ikan juga dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari
yang masuk ke dalam perairan, dan akan mempengaruhi kadar oksigen terlarut
dalam air atau yang biasa disebut dengan disolved oxygen (DO). Temperatur juga
sangat mempengaruhi laju pertumbuhan dari organisma air. Laju pertumbuhan
Gammarous fasciatus yang muda (Crustacea) misalnya, akan berlangsung selama 3
minggu pada temperatur 15°C, sedangkan pada temperatur 24° C berlangsung hanya
dalam 1 minggu saja. Kenaikan temperatur air dengan demikian akan berakibat
pada percepatan masa perkembangan hewan sampai 3 kali lipat, sesuai dengan
hukum VAN’T HOFFS. Selain itu, temperatur juga mempengaruhi masa hidup dari
organisme air. Dari penelitian, terhadap Daphia magna, terbukti bahwa masa
hidup hewan ini berkurang dari 110 hari pada temperatur 8o C menjadi 40 hari
pada temperatur 18o C, bahkan semakin berkurang menjadi 25 hari pada temperatur
25o C. Selanjutya temperatur air memoengaruhi frenkuensi denyut jantung seperti
dibuktikan pada D. pulex. Pada temperatur 9,5o C frekuensi denyut berkisar
pamenda 170/menit dan meningkat menjadi 250/menit pada temperatur 15,5o C
(Meijering, 1972 dalam Barus, 2002).
BAB 3
PENUTUP
•
Kesimpulan
Suhu merupakan parameter yang penting terhadap kehidupan
ikan. pengaruh suhu terhadap ikan diantaranya dalam proses metabolisme, seperti
pertumbuhan dan pengambilan makanan, aktivitas tubuh, seperti kecepatan renang,
serta dalam rangsangan syaraf. Pengaruh suhu air pada tingkah laku ikan paling
jelas terlihat selama pemijahan. Suhu air laut dapat mempercepat atau
memperlambat mulainya pemijahan pada beberapa jenis ikan.
DAFTAR PUSTAKA
Asmawi, S. 1983. Pemeliharaan Ikan
dalam Keramba. Jakarta: Gramedia
Barus, T.A. 2002. Pengantar
Limnologi. Medan: Jurusan Biologi FMIPA USU.
Brown EE and Gratzek JB. 1980. Fish
Farming Handbook. AVI Publishing
Company, Connecticut.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas
Air bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Cetakan
Kelima. Yogjakarta : Kanisius.
Http : // www.google.com
Kimball, John W.1994.Biologi Edisi
Kelima; Jilid 1. Erlangga. Jakarta
Kinne, O. 1972. Marine Ecology. John
Wiley & Sons Limited, London.
Laevastu T, dan I. Hela. 1970.
Fisheries Oceanography. London: Fishering News.
Nybakken, j. W. 1988. Biologi Laut.
Suatu Pendekatan Ekologis. Jakarta: Gramedia.
Odum, E.P. 1996. Dasar – Dasar
Ekologi. Alih Bahasa. Cahyono,S. FMIPA IPB.
Gadjah Mada University Press.
625p.
Satino. 2011. Materi Kuliah
Limnologi. Yogyakarta : FMIPA UNY
Sverdrup, H.U., 1942: Oceanography
for Meteorologists. New York: Prentice Hall.
Lucky Lucky Lucky Lucky Lucky Lucky Lucky Lucky Lucky Lucky
BalasHapusLucky Lucky Lucky Lucky Lucky Lucky Lucky Lucky Lucky Lucky ラッキーニッキー Lucky Lucky Lucky Lucky 더킹카지노 Lucky Lucky Lucky Lucky Lucky Lucky Lucky Lucky Lucky
Betting in your city - Sporting 100
BalasHapusBetting 토토 사이트 in 포커 족보 your High Quality jordan 12 retro city 토토 사이트 추천 - Sporting 토토 사이트 100